Fenomena penelitian ini mengenai kurangnya literasi pasar modal di masyarakat, khususnya Generasi Z. Sehingga memunculkan kasus-kasus Generasi Z yang terlibat penipuan investasi bodong dan terjebak pada pinjaman online dikarenakan kebutuhan gaya hidup. Hal ini menunjukkan perlunya urgensi literasi keuangan. Sekolah Pasar Modal Level 1 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan BEI Jawa Tengah 1 merupakan salah satu pembelajaran literasi pasar modal untuk memberikan pemahaman tentang pengelolaan keuangan dan investasi untuk pemula agar terhindar dari berbagai penipuan berkedok investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami interaksi pembelajaran di dua kelas yang diajar oleh dua Staff Trainer dan peserta Generasi Z, dan untuk menemukan model komunikasi interaksional yang tepat pada proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan Decision Emergence Theory Aubrey B. Fisher melalui fase orientation, conflict, emergence, dan reinforcement sebagai alat analisis. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada narasumber dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan Staff Trainer telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, namun ditemukan terdapat beberapa kelemahan komunikasi yang dapat menimbulkan potensi hambatan, seperti semantic, physical, psychological, dan physiological noise. Kemudian, terdapat beberapa peserta yang pasif, sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang lebih interaktif. Temuan LISPAL Interactional Communication Model yang tepat dalam penelitian ini, memberikan pemahaman bagaimana proses pengkodean dan penafsiran pesan Staff Trainer dan peserta disesuaikan dengan field of experience dan frame of reference masing-masing. Dengan adanya model komunikasi ini dapat melibatkan dan mengoptimalkan pembelajaran literasi pasar modal untuk mendukung urgensi inklusi keuangan bagi Generasi Z.

Kata Kunci: inklusi keuangan, sekolah pasar modal, analisis interaksi fisher, peserta gen z.